Selain
didukung roller CVT, perfoma mesin skubek ditentukan oleh belt alias
sabuk reduksi. Jika ada bagian berbentuk tirus aus akibat bergesekan
dengan puli, maka tenaga skubek ngedrop pas digeber. Efeknya, bisa bikin
boros bensin. Mesin meraung guna mendapatkan tenaga. Putaran mesin
tinggi, bisa menyedot bensin berlebih. Itu disebabkan bagian belt yang
aus sudah tak mampu menampak ke puli dengan sempurna. Mengetahui layak
tidaknya belt, ada dua cara. Yakni, kilometer pemakaian dan mengukur
dengan alat. Daya tahan CVT bisa dipakai sampai 30.000 KM.
Bisanya, setelah jatuh tempo kondisi sabuk reduksi ini akan menurun. Cara kedua, dengan menggunakan alat namanya V-Belt Checker. Sekilas bentuknya mirip huruf F. Untuk mengeceknya juga mudah, yaitu lewat lubang yang ditutup baut di cover CVT punya Yamaha Mio. Jika belt masih oke bila tonjolan belum menyentuh sisi dalam V-Belt Checker. Kalau sudah menyentuh atau sudah aus maka harus diganti.
Bisanya, setelah jatuh tempo kondisi sabuk reduksi ini akan menurun. Cara kedua, dengan menggunakan alat namanya V-Belt Checker. Sekilas bentuknya mirip huruf F. Untuk mengeceknya juga mudah, yaitu lewat lubang yang ditutup baut di cover CVT punya Yamaha Mio. Jika belt masih oke bila tonjolan belum menyentuh sisi dalam V-Belt Checker. Kalau sudah menyentuh atau sudah aus maka harus diganti.
0 comments:
Post a Comment