Dalam dunia Drag Bike ,motor bebek "Legenda"
mungkin hanya menempati kelas 4 tak 110 cc ,tapi bagaimana jadinya kalau motor
bebek itu masuk kelas 4 tak 150 cc . Mungkinkah ? Pasti bisa! Mari kita kupas tuntas.
Honda Legenda akan dijejali piston berdiameter 63 mm ,pada
blok cylinder dan cylinder cop milik Mocin Garuda 110 cc. Panjang total blok
cylindernya 78 mm.
Konsekuensinya dua lubang dari keempat lubang bagian atas
digeser naik 6 mm untuk memberi ruang makin membesarnya diameter linier
cylinder yang kini menjadi 66 mm. Begitu juga dengan dua lubang bagian atas
cylinder cop ,ikut dinaikan 6 mm. Hasilnya, lubang bagian atas lepas dari
daging diral cylinder. Sebagai gantinya dapat memakai daging diral buatan yang
dibor ulang. Agar dudukan sate kuat menopang cylinder cop, saat pengelasan
digunakan umpan diral crank case.
Pembenahan dudukan katup juga dilakukan, titik bushing katup
in dinaikan 9 mm dan titik bushing katup ex dinaikan 2 mm. Peluang menaikan
katup ini juga diteruskan dengan penggantian katup dengan kepala 31 mm dan
katup buangnya memakai 25,8 mm. Apabila ukuran diameter kepala katupnya tidak
baku dan bisa diganti, asal titik bushingnya tetap berada pada toleransi tapet
atau setelan katup.
Diameter dalam crank case juga dijadikan 67 mm. Perubahan
posisi kedua baut dudukan blok cylinder dan cylinder cop sama dengan blok
cylinder dan cylinder cop. Hanya dua baut bagian atas yang dinaikan 6 mm. Dari segi kelayakan
mekanis mesin memang akan menambah beban gesek dinding piston bagian bawah,
sebab dipastikan cylinder jatuhnya lebih di atas dengan kemiringan 20 derajat.
Gaya off set piston jadi kurang sempurna. Tak masalah hal ini juga disebabkan
keterbatasan bahan part.
Bagaimana dengan nasib rantai camrat dengan posisi blok
cylinder lebih ke atas ? Karet roll sebagai tensioner rantai camrat harus
mengaplikasi milik Honda C-90 dengan diameter lebih besar agar tegangan yang
dihasilkan tetap stabil.
Sampai sejauh ini problem di blok cylinder dan cylinder cop
masih nol ,artinya riset dan eksperimen tergolong sukses.
Belum selesai ! Karena di bagian as kruk juga perlu
dilakukan riset. Sebenarnya stroke Legenda yang cuma 49,5 mm dijadikan 55,5
mm,tapi tak melewat big end. Tipsnya ringkas ,langsung ganti dengan as kruk
Honda Blade. Diameter total daun as kruknya 96 mm sementara punya legenda hanya
91 mm. Sirip crank case juga wajib dibabat habis dari jarak 48 mm keliling yang
tersentral pada rumah bearing as kruk. Sipnya ,bobot as kruk Blade lebih unggul
,totalnya 1,95 Kg.
Masalah rumah bearing yang ada di as kruk mesti dijadikan 25
mm dari standartnya 22 mm, untuk mengikuti bearing as kruk Blade yang memakai
jenis 6205 sama seperti yang dipakai F1Z dan Kaze. Jumlah peloran atau ball
race ada 9, padahal standart Legenda cuma 7 biji. Dari segi vibra, ball
race lebih banyak lebih banyak paling
halus. Dari segi efisiensi gesek peloran 7 lebih bagus. Tapi kalau motor bore
up ,as kruk wajib tahan dihajar kompresi ekstrim kapasitas mesin yang menjadi
172,9 cc. Jadi bisa dikesampingkan masalah efisiensi geseknya.
Sekarang balik ke permasalahan dudukan komponen, sisi kiri
as kruk Blade diameter nya 77 mm dan mesti dijadikan 73,5 mm mengikuti rotor
motor magnet Legenda. Dari sisi panjangnya ,as kruk kiri Blade lebih pendek 4
mm. Sehingga ,rangkaian spul juga perlu digeser maju 4 mm.
Itulah cara mudah dan murah merubah motor Honda Legenda sama
kencangnya dengan Suzuki Satria F. Hanya
dengan uang 2.5 - 4 juta !!
0 comments:
Post a Comment