Posted: 14 Desember 2011 in MESIN DAN BALAP, RAT PROMOTION
Kaitkata:Yamaha, bore up, mio, seting, noken as racing mio, seting mio, papas noken as mio, bobok knalpot, bore up 150cc, adu korekan, paket bore up, bore up mio, porting polished mio
Alhamdulillah ,
Jaman memang semakin modern – semua serba mudah, akses informasi tidak terbatas, pun kesibukan manusia yang semakin mobile,
membutuhkan kendaraan praktis , istilahnya tinggal gas langsung jalan.
Maka semakin banyak produsen menciptakan motor matic berwujud skubek,
salah satunya Yamaha dengan line up nya MIO. Tapi untuk jiwa muda, mio
standard ga pantes dikendarai cowo , kurang ngacir – ga ada gereget nya Inginnya sih motor praktis – tapi tenaga bengis hehehe…
Oleh karenanya, seorang mahasiswa
Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya menghampiri bengkel kami,
untuk mohon “bimbingan belajar” mendongkrak tenaga si Meong. Sumber
inspirasinya ga tanggung-tanggung, dicomot langsung dari
motorpulus.otomotifnet.com. Salah satunya tentang adu korekan mio 2 jutaan, dan satu lagi uji coba bore up mio ahrs .
WOW! Semuanya ter ukur di atas mesin dynotes… Hmmm… Asik juga nih,
sidoarjo juga punya cerita dari salah satu bengkel underground nya
Kita baca dulu sumber inspirasinya,
pelajari, ditiru hitungannya, baru dikembangkan. Pertama, kesemuanya
adalah setting an mio yang dipakai harian dam bore up mesin tidak lebih
dari 150 cc. Kedua , masih banyak mengandalkan part standard seperti
karburator standard , dan knalpot standard modif ( bobok ).
Selanjutnya, modifikasi kepala silinder seperti porting polished , bubut
cam boleh dilakukan. Sistem pengapian bebas, ada yang mengandalkan cdi
brt dual band. Setting cvt bebas, penggantian roller dan pir cvt tidak
diharamkan. Syarat terakhir yang banyak disuka peminat MurMerCeng adalah
dana tidak boleh lebih dari 2 jutaan. Oke lah kalau beg- beg- begitu
Modification plan kita rundingkan bareng
crew, untuk efisiensi dana kita harus bisa memodifikasi dari bahan apa
yang menempel di standard motor, dan mengurangi pembelian racing part,
maupun blok bore up plug n play. Keuntungan lain adalah kita bisa
mendesain kompresi sesuai keinginan kita
Pengapian kita pertahankan standard, toh
cdi standard mio unlimit, hanya mesin standard saja yang kurang memiliki
tenaga meraih rpm tinggi. Sebagai gantinya, kita rubah cylinder head
pakai klep gede, Hahahahaa… curang? Ini namanya cerdik, ilmu si kancil
anak nakal… hehehe… lihat saja nanti hasilnya.
Knalpot standard bobok, hmmm… urusan yang
satu ini kita serahkan sama ahlinya Cak Sahek, seniman knalpot dari
desa Gedangan Sidoarjo
Kita tutup mata aja, cak sahek juga sudah paham hitung-hitungan
knalpot yang sip! Apalagi beliau kalau dengan RAT sudah seperti konco
plek, jadi pasti kita dikasih diskon murah .. hihihi…
Pengerjaan dimulai dari melengserkan
liner standard diganti milik GL , berikut seher menggunakan milik GL max
neotech oversize 100. Modifikasi piston dilakukan untuk mengatur dome
piston dan coakan klep. Hitungannya hampir sama dengan seting bore up irit mio kita tahun lalu itu, hanya berbeda di kepala silinder. Cylinder head
dirubah memakai klep EE, jalur masuk + buang mengalami porting
polished. Noken as standard kita bubut base circle nya hingga menggapai
lift 6,5 milimeter.
Kelar modifikasi kepalas silinder dan
blok, pengerjaan lanjut di leher knalpot diganti lebih besar 2 milimeter
dari standard. Sarangan dirubah ulang oleh cak sahek. ga tau gimana
modelnya, dan ga perlu tau . . yang penting suara halus dan lari
ngibrit. ^_^ Setingan karburator menyesuaikan spec terbaru dilakukan
penggantian pilot jet dengan milik honda tiger berukuran #42. Untuk
penyuka akselerasi, maka roller diganti dengan 8 gram, dan pir cvt 1500
rpm untuk menambah torsi diputaran bawah dan menengah.
Udah begitu aja, ga seru ya modifikasinya. Saya juga merasa begitu
Tapi gimana lagi kan namanya paket hemat. Tes akselerasi ringan
banget, topspeed lumayan kalo sesekali ditarikin di jalan sepi bisa 120
kpj di trek 500 meter. Tak lengkap kita bawa dong ke ruang dynotesting.
Hasil akhir rata-rata keluaran tenaga mio kohar 150cc yang di majalah
berada di 9dk, 50 % lebih gede daripada standardnya… hmmm… Coba kita gas
ke banyuwangi motor. Ditemani mas adi dari banyuwangi motor, kita run
mio sebanyak 5 kali diatas mesin sportdyno. Puji syukur, didapat hasil
tenaga 13,4 dk @ 6,000 rpm, torsi 17 nm @ 5,000 rpm. Wah rasanya pengen
nyiumin knalpotnya karena seneng, cuma inget aja takut bibir dower.
Kata mas adi karakter ini bisa bikin mio
di gas seperempat udah ngacir, dan cocok untuk bikin mio irit melibas
macetnya perkotaan karena torsinya udah mudah dirasih di rpm rendah, dan
kalau untuk balap tenaga harus bisa di puncak rpm yang lebih tinggi…
Kuncinya ada di seting cvt mio yang memakai milik fino. Ohhh… Jadi
kepikiran kalau ditancapi karburator pe28mm, cdi fino sepco, cvt full
fino, knalpot kawahara, bisa nembus 18 dk ga ya hihihi… mupeng… udah lari berapa detik ya…
Ya sudahlah, kita pulang dengan hati
gembira dan sudah terbayang mimik muka sang pemilik motor. Semoga saja
puas ya Allah, berikanlah kemudahan pada hambamu dalam menciptakan karya
seni-karya seni di kanvas besi ini. Amin. Mungkin juga kemudahan ini
adalah rejeki bawaan bayi saya yang baru lahir. Oiya, pada belum tahu
ya, sekarang saya sudah menjadi ayah dari seorang putri yang berusia
3-bulan 5 tahun ke depan mungkin saya sudah memodifikasi gokart untuknya, atau meningkatkan profesi jadi mekanik mobil balap hahaha
Cita-cita ayahnya sih pengen dia menjadi seperti Alexandra
Asmasoebrata, cuma kalau dia lebih memilih jadi dokter, saya juga ga
keberatan hahahaha… ngimpi terus. Gapapa lah yang penting TETAP SEHAT – TETAP SEMANGAT , biar bisa modifikasi mesin tiap hari.
0 comments:
Post a Comment