Friday, March 15, 2013

BORE UP MIO — Pede dengan 150 cc power naik 100 %


Alhamdulillah ,
Racing cylinder head mio
Jaman memang semakin modern – semua serba mudah, akses informasi tidak terbatas, pun kesibukan manusia yang semakin mobile, membutuhkan kendaraan praktis , istilahnya tinggal gas langsung jalan. Maka semakin banyak produsen menciptakan motor matic berwujud skubek, salah satunya Yamaha dengan line up nya MIO. Tapi untuk jiwa muda, mio standard ga pantes dikendarai cowo , kurang ngacir – ga ada gereget nya :) Inginnya sih motor praktis – tapi tenaga bengis hehehe…
Oleh karenanya, seorang mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November  Surabaya menghampiri bengkel kami, untuk mohon “bimbingan belajar” mendongkrak tenaga si Meong. Sumber inspirasinya ga tanggung-tanggung, dicomot langsung dari motorpulus.otomotifnet.com. Salah satunya tentang adu korekan mio 2 jutaan, dan satu lagi uji coba bore up mio ahrs . WOW! Semuanya ter ukur di atas mesin dynotes… Hmmm… Asik juga nih, sidoarjo juga punya cerita dari salah satu bengkel underground nya :D
Kita baca dulu sumber inspirasinya, pelajari, ditiru hitungannya, baru dikembangkan. Pertama, kesemuanya adalah setting an mio yang dipakai harian dam bore up mesin tidak lebih dari 150 cc. Kedua , masih banyak mengandalkan part standard seperti karburator standard , dan knalpot standard modif ( bobok ).  Selanjutnya, modifikasi kepala silinder seperti porting polished , bubut cam boleh dilakukan.  Sistem pengapian bebas, ada yang mengandalkan cdi brt dual band. Setting cvt bebas, penggantian roller dan pir cvt tidak diharamkan. Syarat terakhir yang banyak disuka peminat MurMerCeng adalah dana tidak boleh lebih dari 2 jutaan. Oke lah kalau beg- beg- begitu :D
Hasil dynotest si mio
Modification plan kita rundingkan bareng crew, untuk efisiensi dana kita harus bisa memodifikasi dari bahan apa yang menempel di standard motor, dan mengurangi pembelian racing part, maupun blok bore up plug n play. Keuntungan lain adalah kita bisa mendesain kompresi sesuai keinginan kita :D
Pengapian kita pertahankan standard, toh cdi standard mio unlimit, hanya mesin standard saja yang kurang memiliki tenaga meraih rpm tinggi. Sebagai gantinya, kita rubah cylinder head pakai klep gede, Hahahahaa… curang? Ini namanya cerdik, ilmu si kancil anak nakal… hehehe… lihat saja nanti hasilnya.
Yang ini MIO rasa CBR
Knalpot standard bobok, hmmm… urusan yang satu ini kita serahkan sama ahlinya Cak Sahek, seniman knalpot dari desa Gedangan Sidoarjo :D Kita tutup mata aja, cak sahek juga sudah paham hitung-hitungan knalpot yang sip! Apalagi beliau kalau dengan RAT sudah seperti konco plek, jadi pasti kita dikasih diskon murah .. hihihi…
Pengerjaan dimulai dari melengserkan liner standard diganti milik GL , berikut seher menggunakan milik GL max neotech oversize 100.  Modifikasi piston dilakukan untuk mengatur dome piston dan coakan klep. Hitungannya hampir sama dengan seting bore up irit mio kita tahun lalu itu, hanya berbeda di kepala silinder. Cylinder head dirubah memakai klep EE, jalur masuk + buang mengalami porting polished. Noken as standard kita bubut base circle nya hingga menggapai lift 6,5 milimeter.
Ini paket gila mio DOHC 200cc … siapa mau pake harian :D
Kelar modifikasi kepalas silinder dan blok, pengerjaan lanjut di leher knalpot diganti lebih besar 2 milimeter dari standard. Sarangan dirubah ulang oleh cak sahek. ga tau gimana modelnya, dan ga perlu tau . . yang penting suara halus dan lari ngibrit. ^_^ Setingan karburator menyesuaikan spec terbaru dilakukan penggantian pilot jet dengan milik honda tiger berukuran #42. Untuk penyuka akselerasi, maka roller diganti dengan 8 gram, dan pir cvt 1500 rpm untuk menambah torsi diputaran bawah dan menengah.
Udah begitu aja, ga seru ya modifikasinya. Saya juga merasa begitu :D Tapi gimana lagi kan namanya paket hemat. Tes akselerasi ringan banget, topspeed lumayan kalo sesekali ditarikin di jalan sepi bisa 120 kpj di trek 500 meter.  Tak lengkap kita bawa dong ke ruang dynotesting. Hasil akhir rata-rata keluaran tenaga mio kohar 150cc yang di majalah berada di 9dk, 50 % lebih gede daripada standardnya… hmmm… Coba kita gas ke banyuwangi motor. Ditemani mas adi dari banyuwangi motor, kita run mio sebanyak 5 kali diatas mesin sportdyno. Puji syukur, didapat hasil tenaga 13,4 dk @ 6,000 rpm, torsi 17 nm @ 5,000 rpm. Wah rasanya pengen nyiumin knalpotnya karena seneng, cuma inget aja takut bibir dower.
Kata mas adi karakter ini bisa bikin mio di gas seperempat udah ngacir, dan cocok untuk bikin mio irit melibas macetnya perkotaan karena torsinya udah mudah dirasih di rpm rendah, dan kalau untuk balap tenaga harus bisa di puncak rpm yang lebih tinggi… Kuncinya ada di seting cvt mio yang memakai milik fino. Ohhh… Jadi kepikiran kalau ditancapi karburator pe28mm, cdi fino sepco, cvt full fino, knalpot kawahara, bisa nembus 18 dk ga ya :D hihihi… mupeng… udah lari berapa detik ya…
Modal kencang dari dulu sampai sekarang :D BORE UP
Ya sudahlah, kita pulang dengan hati gembira dan sudah terbayang mimik muka sang pemilik motor. Semoga saja puas ya Allah, berikanlah kemudahan pada hambamu dalam menciptakan karya seni-karya seni di kanvas besi ini. Amin. Mungkin juga kemudahan ini adalah rejeki bawaan bayi saya yang baru lahir. Oiya, pada belum tahu ya, sekarang saya sudah menjadi ayah dari seorang putri yang berusia 3-bulan :) 5 tahun ke depan mungkin saya sudah memodifikasi gokart untuknya, atau meningkatkan profesi jadi mekanik mobil balap hahaha :D Cita-cita ayahnya sih pengen dia menjadi seperti Alexandra Asmasoebrata, cuma kalau dia lebih memilih jadi dokter, saya juga ga keberatan hahahaha… ngimpi terus. Gapapa lah yang penting TETAP SEHAT – TETAP SEMANGAT , biar bisa modifikasi mesin tiap hari.

0 comments:

Post a Comment