Sebelum membahas mengenai Bore Up
lebih jauh lagi, ada baiknya bikers mengenal terlebih dahulu istilah
yang umum di dunia oprek daleman sepeda motor.
- Bore Up : Menggunakan piston yang mempunyai diameter lebih besar. Sehingga lubang atau bore pada silinder diperbesar, agar piston dapat masuk. Dikarenakan bagian bore yang diperbesar, sehingga diberi istilah bore up. Dan bilamana melakukan pengecilan piston, namanya tentu menjadi bore down.
- Stroke Up : Memperbesar stroke atau langkah piston. Biasa ditempuh dengan cara memindahkan posisi pin kruk as ke posisi luar.
Bikers kira-kira mau pilih mana bila
ingin mengejar kapasitas yang sebesar-besarnya? Paling mudah adalah
dengan memilih Bore Up, karena angkanya dibuat kuadrat. Jadinya
menghasilkan volume silinder yang lebih besar. Hal tersebut dihitung
berdasarkan rumus volume silinder.
Namun kita tidak bisa memaksakan mendongkrak volume dengan menggunakan
diameter yang sebesar-besarnya. Agar berimbang dan torsi rpm bawah
dapat dikail, haruslah diimbangi dengan stroke up.
Kembali ke istilah Bore Up V-Ixion,
dalam melakukan pembengkakan kapasitas mesin, seperti umumnya pada
motor lain, pada Yamaha V-Ixion pun demikian. “Mengganti piston lebih besar pasti meningkatkan tenaga mesin,”
ujar Juffry Willar seorang eksekutor Bore Up. Untuk tunggangan yang
masih dipakai keperluan sehari-hari, tentu ada batasan toleransi agar
masih enak dan nyaman ketika digunakan serta tentu tidak merepotkan
penggunanya, ini “Bisa menggunakan diameter piston paling besar 61 mm,” tuturnya. Namun, menurutnya, paling ideal adalah dengan menggunakan piston diameter 60 mm. “Ada paketnya, komplet set, untuk bore-up V-Ixion,”
kata Juffry lagi. Seperti paket yang tersedia di gerai miliknya.
Sebenarnya paket bore-up ini disiapkan untuk Yamaha Jupiter MX, “Tetapi karena sama persis dengan V-Ixion bisa dipakai juga buat V-Ixion,” tambah Juffry.
Apa saja yang terdapat pada paket
tersebut? Juffry pun menuturkan dengan cukup lengkap. Mulai dari piston
dan ring pistonnya, kemudian ada juga pen piston serta blok silinder,
tak kurang, gasket pun disediakan juga dalam satu paket ini. Sistemnya
sama dengan plug n play saja. Tinggal pasang langsung bisa dinyalakan
tunggangannya. Untuk paket ini, dilego dengan kisaran harga Rp 797 ribu,
dan jika ingin langsung dipasang, tinggal menambah ongkos pasang
sebesar Rp 400 ribu. Dengan memasang paket bore-up ini, kapasitas mesin
pun melonjak menjadi 166 cc. Otomatis tenaganya pun semakin galak.
Apalagi, jika dipasangkan knalpot free flow agar saluran gas buang
semakin lancar, sesuai dengan gas yang terbakar dalam ruang bakar yang
semakin melimpah. “Knalpot ini (TDR, red) dijual dengan harga Rp 930 ribu,”
ungkap Juffry. Tetapi, tentu pilihan knalpot lainnya pun bisa diraih
dari gerai-gerai aksesori yang menjual knalpot untuk Yamaha V-Ixion.
Ada lagi, peranti yang mungkin perlu
diganti baru, yaitu kampas kopling, agar tenaga dari mesin yang
meningkat ini bisa tersalurkan dengan baik ke roda belakang. Namun, jika
dirasa masih bisa mengimbangi kemampuan mesinnya, kopling ini tak perlu
diganti dengan yang baru.
Lantas, apa sih perlakuan yang perlu
diperhatikan penggunanya, ketika tunggangan sudah menambah kapasitas
mesin seperti pada V-Ixion ini? “Tentu soal pelumas mesin,
sebaiknya lebih cepat diganti, misal jika biasanya diganti sekitar 1.500
km, maka sekarang tiap 1.000 km saja diganti olinya,”
jelas Juffry. Alasannya, dengan kapasitas mesin lebih besar, volume
ruang bakar bertambah, sehingga panas yang dihasilkan dalam ruang bakar
pun semakin tinggi. Oleh karena itu, penggunaan oli pun menjadi lebih
banyak, karena suhunya meningkat.
“Karena mesinnya lebih panas dari biasanya, kalau sudah bore-up,” jelasnya. Lalu, bagaimana dengan sistem pendinginan mesinnya? “Radiator dan air radiator tak perlu perlakuan khusus, tetap seperti semula saja,” katanya.
0 comments:
Post a Comment